Jumat, 09 November 2012
Senin, 05 November 2012
Slash
Slash atau soul hudson lahir di Hampstead, pinggiran kota London. Ayah Slash berasal dariInggris, sedangkan ibunya keturununan Amerika-Afrika. Ibu Slash, Ola Hudsons, adalah seorang perancang pakaian yang bekerja untuk David Bowie, dan bapaknya adalah seorang seniman yang menyumbang ansambel hidup bagi musisi terkenal termasuk Neil Young danJoni Mitchell. Slash dbesarkan di kota Stoke-on-Trent, Staffordshire, sampai ia berumur 11 tahun, saat orang-tuanya memindahkan keluarganya ke Los Angeles, California di pertengahan tahun 1970. Tetapi kemudian orang tua Slash berpisah, dan setelah itu, Slash tinggal bersama ibunya dan David Geffen. Dia diberikan nama panggilan "Slash" oleh teman keluarganya, Seymour Cassel. Saat berumur 16, sebelum ia dikeluarkan dari sekolah Crespi Carmelite, Slash diberikan gitar pertamanya oleh neneknya. Gitar itu hanya mempunyai 1 helai tali (string). Dia menghabiskan setiap harinya untuk berlatih. Akhirnya, fokus seluruhnya dipertaruhkan atas musik dan dia membuat keputusan untuk berhenti sekolah. Di artikel majalah Rolling Stone, katanya:
“ | My big awakening happened when I was fourteen. I'd been trying to get into this older girl's pants for a while, and she finally let me come over to her house. We hung out, smoked some pot and listened to Aerosmith's Rocks. It hit me like a fucking ton of bricks . I sat there listening to it over and over, and totally blew off this girl. I remember riding my bike back to my grandma's house knowing that my life had changed. Now I i |
Paul Gilbert

Nama Lengkap: Paul Brandon Gilbert Website Resmi: Paul Gilbert Tempat/Tgl Lahir: 6 November 1966 di Carbondale Illinois - USA. Group Band Saat Ini: Racer X Group Band Sebelumnya: Racer X, Mr.Big Pengaruh: Eddie Van Halen Pendidikan: Tamatan GIT (Guitar Institute Of Technology) dan Instruktur GIT. Gitar: Ibanez Paul Gilbert Model (PGM) Signature Series Keahlian: Alternate Picking, String Skipping, Arpeggio, dll.
Paul Gilbert merupakan salah satu dewa gitar seperti halnya Steve Vai, Yngwie, John Petrucci lainnya. Sebelumnya Paul dikenal melalui group bandnya Mr.Big, rekaman Mr.Big yang laku keras turut membesarkan nama Paul di dunia musik rock.
Paul sendiri sudah cukup mengegerkan dunia gitaris pada tahun 86-87 sebagai pemain gitar tercepat di dunia ketika Paul masih bergabung dengan group band Racer X. Teknik permainannya telah sempurna saat ia baru menginjak 17 tahun itu.
Pada usia 5 tahun (1971) Paul sudah mulai mempelajari gitarnya, 10 tahun berikutnya (1981) Paul coba mengirim demo rekamannya ke produser Mike Varney dan di luar dugaanya Mike sangat mengagumi permainannya di samping Tony Macalpine.
Pada tahun 1984 Paul pindah ke LA dan melanjutkan sekolah gitarnya ke GIT (Guitar Institute of Technology) dan kini telah menjadi instruktur sekolah gitar bergengsi ini.
Pada tahun 1986 dia bergabung dengan band pertamanya Racer X dengan album debutnya "Street Lethal ", kemudian "Second Heat" (1987) & "Live! Extreme Volume" (1988).
Pada tahun 1989 Paul meninggalkan Racer X dan bergabung dengan group band MR.BIG dengan pemain bass yang disegani "Billy Sheehan", vocalis Eric Martin dan drummer Pat Torpey.
Mereka meluncurkan album pertamanya "MR.BIG" dan MR.BIG tampil untuk pertama kalinya di Jepang pada bulan Oktober.
Selanjutnya Paul meluncurkan album berikutnya: "Live! Raw Like Sushi" (1990), "Mr Big - Lean into it" (1991), "Mr.Big - San Francisco Live" (1992), "Racer X - Live Extreme Volume 2" (1992), "Mr.Big - Bump Ahead" (1993), "Mr.Big - Live! Raw Like Sushi 2" (1994), "HEY MAN" & " The best of MR.BIG" (1996), "Hard Rock Cafe", " Live At Budokan " & solo " King of Club" (1997)
Lagu "To Be With You" (dari Album "Lean Into It") menduduki posisi pertama di majalah Billborad USA selama 3 minggu.
Pada tahun 1998 Paul tampil pertama kali di Jepang dengan solo albumnya. Paul meluncurkan album solo "Flying Dog". Tahun 1999 Paul kembali ke Jepang dan meluncurkan album solo kedua "Beehive Live" dan album ketiga Racer X "Technical Difficulties".
Tahun 2003 album Burning Organ dirilis, kali ini masuk ke label Indonesia dibawah naungan Staria Enterprise. Namun album berikutnya, Acoustic Samurai tidak lagi di Staria, melainkan berpindah ke label Variant Music. Kemudian Paul menggelar promo tur album "Spaceship One" hingga ke Indonesia. Hal ini disambut antusias oleh penggemar-penggemarnya, pasalnya banyak artis asal Amerika yang menarik diri karena takut disweeping oleh pihak-pihak tertentu.
Sejarah Band Fire House
FireHouse adalah American hard rock band yang terbentuk di Charlotte , North Carolina pada tahun 1989. Band mencapai bintang pada awal 1990-an dengan hit single seperti " don't to do Me Bad "dan" all she wrote ", serta mereka tanda tangan balada " l Live My Life for You "," love of a lifetime ", dan" when look Into Your Eyes ". At the 1992 American Music Awards , FireHouse won the award for Best New Hard Rock/Metal Band. Pada American Music Awards 1992 , FireHouse memenangkan penghargaan untuk Best New Hard Rock / Metal Band. de3ngan mengalahkan band sekelas Nirvana and Alice in Chains .
Despite diminishing success in the United States as the decade progressed, the band remained very popular in Asia, mainly in countries like Japan , Thailand , and Singapore . [ 1 ] FireHouse continued to release new material throughout the late 1990s and into the early 2000s, most of which has successfully charted in Japan. Meskipun berhasil mengurangi di Amerika Serikat sebagai satu dekade berlangsung, band ini tetap sangat populer di Asia, terutama di negara-negara seperti Jepang , Thailand , dan Singapura . [1] FireHouse terus merilis materi baru sepanjang akhir 1990-an dan ke awal 2000-an, sebagian besar yang telah berhasil memetakan di Jepang. The band has also continued to tour internationally as of 2007, having participated twice in the annual Rock Never Stops Tour with other bands of the 1980s. Band ini juga terus tur internasional pada 2007, setelah dua kali berpartisipasi dalam tahunan Rock Never Stops Tour dengan band lain dari tahun 1980-an. FireHouse is estimated to have sold 7 million albums worldwide since their debut. [ 2 ] FireHouse diperkirakan telah terjual 7 juta album di seluruh dunia sejak debut mereka. [2]
Originally composed of vocalist CJ Snare , guitarist Bill Leverty , guitarist Cosby Ellis , drummer Michael Foster , and bassist Perry Richardson , the band has maintained its original members with the exception of Cosby Ellis , who left the band in 1989 after co-writing the multi platinum debut recording and was not replaced, and Richardson, who departed in 2000 due to conflict. Awalnya terdiri dari vokalis CJ Snare , gitaris Bill Leverty , gitaris Cosby Ellis , drummer Michael Foster , dan bassis Perry Richardson , band ini telah mempertahankan anggota aslinya dengan pengecualian Cosby Ellis , yang meninggalkan band pada tahun 1989 setelah tulisan co-multi platinum debut rekaman dan tidak diganti, dan Richardson, yang berangkat pada tahun 2000 karena konflik. Richardson was replaced three times before current bassist Allen McKenzie was given the position in 2004. Richardson diganti tiga kali sebelum bassis saat McKenzie Allen diberikan posisi pada tahun 2004.
Minggu, 04 November 2012
Jenis-jenis ULOS BATAK
Ada beberapa jenis Ulos :
1. Si Tolu Tuho
Si tolu tuho-Bolean.Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih
Si Tolu Tuho Marjungkit
2. SURI SURI.
Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut pihak anak boru. Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan sipemakai layaknya memakai dua ulos.
3. Rujjat.
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).
4. Ragi Idup Silindung.
Tipe ragi idup dari daerah Silindung (Tarutung).Dalam system kekeluargaan orang Batak. Kelompok satu marga ( dongan tubu) adalah kelompok “sisada raga-raga sisada somba” terhadap kelompok marga lain. Ada pepatah yang mengatakan “martanda do suhul, marbona sakkalan, marnata do suhut, marnampuna do ugasan”, yang dapat diartikan walaupun pesta itu untuk kepentingan bersama, hak yang punya hajat (suhut sihabolonan) tetap diakui sebagai pengambil kata putus (putusan terakhir).Dengan memakai ulos ini akan jelas kelihatan siapa sebenarnya tuan rumah.

5. Ragi Idup.
Pembuatan ulos ini berbeda dengan pembuatan ulos lain, sebab ulos ini dapat dikerjakan secara gotong royong. Dengan kata lain, dikerjakan secara terpisah dengan orang yang berbeda. Kedua sisi ulos kiri dan kanan (ambi) dikerjakan oleh dua orang. Kepala ulos atas bawah (tinorpa) dikerjakan oleh dua orang pula, sedangkan bagian tengah atau badan ulos (tor) dikerjakan satu orang. Sehingga seluruhnya dikerjakan lima orang. Kemudian hasil kerja ke lima orang ini disatukan (diihot) menjadi satu kesatuan yang disebut ulos “Ragi Hidup”. Mengapa harus dikerjakan cara demikian? Mengerjakan ulos ini harus selesai dalam waktu tertentu menurut “hatiha” Batak (kalender Batak). Bila dimulai Artia (hari pertama) selesai di Tula (hari tengah dua puluh). ...

6. MANGIRING.
Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan. Ulos ini juga dapat dipakai sebagai.pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali (detar) untuk kaum laki-laki. Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.
7. Sadum.
Sadum Angkola. Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.
Sadum Toba
8. SI BOLLANG.
Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput” atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang lain.Dalam upacara perkawinan ulos ini biasanya dipakai sebagai “tutup ni ampang” dan juga bisa disandang, akan tetapi dipilih dari jenis yang warnanya putihnya menonjol. Inilah yang disebut “ulos pamontari”. Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala peristiwa adat maka ulos ini dinilai paling tinggi dari segi adat batak. Harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau orang kebanyakan. Ulos ini tidak lajim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.
Si bollang Rasta Pamottari
9. BINTANG MARATUR.
Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan.” (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong. Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif sama.

10. HARUNGGUAN.Jenis ulos ini sudah sangat langka.Dulu digunakan pada ulaon Harajaon dan Hasuhutan Gondang.Digunakan juga oleh kaum ibu (Paniaran, marsitabolan, marsanggul bane).
11. Ulos Antak-Antak,
dipakai selendang orang tua melayat orang meninggal, dan dipakai sebagai kain dililit/ hohop hohop waktu acara manortor.
12.Ulos Padang Ursa, dipakai sebagai Tali-tali dan Selendang.
13 Ulos Pinan Lobu-Lobu, dipakai sebagai Selendang.
14. Ulos Pinuncaan,
Ulos ini sebenarnya terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos yang kegunaannya antara lain:
Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah (“tuan rumah”) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan.
15. Ulos Ragi Hotang Ulos ini biasa diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela.
16 Ragi Huting, Ulos ini sekarang sudah Jarang dipakai, konon jaman orang tua dulu sebelum merdeka, anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari dililit didada (Hoba-hoba), dan kemudian dipakai orang tua sebagai selendang apabila bepergian.
17. Ulos Sibunga Umbasang dan Ulos Simpar, dipakai sebagai Selendang.
18. Ulos Simarinjam sisi, dipakai sebagai kain, dan juga dilengkapi dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
19. Ulos Tumtuman, dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.
Ada beberapa jenis Ulos :
1. Si Tolu Tuho
Si tolu tuho-Bolean.Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih
Si Tolu Tuho Marjungkit
2. SURI SURI.
Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut pihak anak boru. Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan sipemakai layaknya memakai dua ulos.

3. Rujjat.
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).

4. Ragi Idup Silindung.
Tipe ragi idup dari daerah Silindung (Tarutung).Dalam system kekeluargaan orang Batak. Kelompok satu marga ( dongan tubu) adalah kelompok “sisada raga-raga sisada somba” terhadap kelompok marga lain. Ada pepatah yang mengatakan “martanda do suhul, marbona sakkalan, marnata do suhut, marnampuna do ugasan”, yang dapat diartikan walaupun pesta itu untuk kepentingan bersama, hak yang punya hajat (suhut sihabolonan) tetap diakui sebagai pengambil kata putus (putusan terakhir).Dengan memakai ulos ini akan jelas kelihatan siapa sebenarnya tuan rumah.

5. Ragi Idup.
Pembuatan ulos ini berbeda dengan pembuatan ulos lain, sebab ulos ini dapat dikerjakan secara gotong royong. Dengan kata lain, dikerjakan secara terpisah dengan orang yang berbeda. Kedua sisi ulos kiri dan kanan (ambi) dikerjakan oleh dua orang. Kepala ulos atas bawah (tinorpa) dikerjakan oleh dua orang pula, sedangkan bagian tengah atau badan ulos (tor) dikerjakan satu orang. Sehingga seluruhnya dikerjakan lima orang. Kemudian hasil kerja ke lima orang ini disatukan (diihot) menjadi satu kesatuan yang disebut ulos “Ragi Hidup”. Mengapa harus dikerjakan cara demikian? Mengerjakan ulos ini harus selesai dalam waktu tertentu menurut “hatiha” Batak (kalender Batak). Bila dimulai Artia (hari pertama) selesai di Tula (hari tengah dua puluh). ...

6. MANGIRING.
Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan. Ulos ini juga dapat dipakai sebagai.pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali (detar) untuk kaum laki-laki. Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.

7. Sadum.
Sadum Angkola. Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.

Sadum Toba

8. SI BOLLANG.
Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput” atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang lain.Dalam upacara perkawinan ulos ini biasanya dipakai sebagai “tutup ni ampang” dan juga bisa disandang, akan tetapi dipilih dari jenis yang warnanya putihnya menonjol. Inilah yang disebut “ulos pamontari”. Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala peristiwa adat maka ulos ini dinilai paling tinggi dari segi adat batak. Harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau orang kebanyakan. Ulos ini tidak lajim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.

Si bollang Rasta Pamottari

9. BINTANG MARATUR.
Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan.” (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong. Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif sama.

10. HARUNGGUAN.Jenis ulos ini sudah sangat langka.Dulu digunakan pada ulaon Harajaon dan Hasuhutan Gondang.Digunakan juga oleh kaum ibu (Paniaran, marsitabolan, marsanggul bane).
11. Ulos Antak-Antak,
dipakai selendang orang tua melayat orang meninggal, dan dipakai sebagai kain dililit/ hohop hohop waktu acara manortor.
12.Ulos Padang Ursa, dipakai sebagai Tali-tali dan Selendang.
13 Ulos Pinan Lobu-Lobu, dipakai sebagai Selendang.
14. Ulos Pinuncaan,
Ulos ini sebenarnya terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos yang kegunaannya antara lain:
Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah (“tuan rumah”) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan.
Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon/ Hasuhutonlah (“tuan rumah”) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan.
15. Ulos Ragi Hotang Ulos ini biasa diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela.
16 Ragi Huting, Ulos ini sekarang sudah Jarang dipakai, konon jaman orang tua dulu sebelum merdeka, anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari dililit didada (Hoba-hoba), dan kemudian dipakai orang tua sebagai selendang apabila bepergian.
17. Ulos Sibunga Umbasang dan Ulos Simpar, dipakai sebagai Selendang.
18. Ulos Simarinjam sisi, dipakai sebagai kain, dan juga dilengkapi dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
19. Ulos Tumtuman, dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.
Budaya Seni Khas Suku Batak
Salah satu hal yang tidak akan pernah lepas dari satu budaya etnik adalah kesenian, yakni sesuatu yang bernilai keindahan dengan filosofi moral spiritual adat istiadat di dalamnya. Sama seperti halnya suku budaya lain, suku Batak juga memiliki ciri khas dalam bidang kesenian.
Salah satu kesenian khas Batak yang terkenal adalah tari berdaya magis yang dinamakan Tari Tor-Tor. Tarian tersebut dipentaskan dalam sebuah upacara khusus yang disebut upacara menari tor-tor. Alat yang digunakan pada upacara menari tor-tor adalah gong dan saga-saga.
Selain acara yang diselenggarakannya khusus, penari yang membawakan tarian ini juga wajib menggunakan pakaian adat khas Suku Batak yang merupakan hasil kerajinan tangan masyarakat Batak, yakni kain ulos. Selain pada upacara menari tor-tor, kain tersebut juga digunakan saat menghadiri upacara perkawinan, upacara kematian, penyerahan harta warisan, penyambutan tamu terhormat, dan saat mendirikan rumah adat.
Selain kesenian, masyarakat Batak juga masih menjadikan bercocok tanam sebagai mata pencaharian utama karena menyangkut harta waris yang tidak mungkin habis karena setiap warga akan mendapatkan tanah yang tidak boleh dijual sama sekali.
Beternak dan menjadi perajin juga merupakan mata pencaharian yang dipilih masyarakat suku Batak karena kedua hal tersebut masih menggunakan nilai-nilai primordial yang sesuai dengan kepercayaan adat mereka. Hasil kerajinan tangan yang dihasilkan para perajin suku Batak adalah kain ulos, anyaman rotan, ukiran kayu, dan beberapa cindera mata yang kita bisa temui di daerah pariwisata yang ada di wilayah Sumatera Utara.
Nilai-Nilai Primordial Suku Batak
Selain sistem kepercayaan yang pada awalnya bertolak pada misi roh dan kekuatan alam, masyarakat Batak juga cenderung menjunjung tinggi adat istiadat budaya mereka. Oleh karena itu, tidak heran jika kita sering menemukan masyarakat Batak yang saling menyapa dan seringkali berbicara dalam bahasa Batak meskipun di dalam pembicaraan umum.
Salah satu yang menjadi ciri khas budaya Batak adalah salam khas yang diucapkan masing-masing anggota kelompok suku tersebut apabila bertemu dengan angota kelompok yang sama (antarmarga). Seperti kata “Horas” yang sudah menjadi ikon budaya masyarakat Batak, salam “Mejuah juah” atau “Njuah juah” juga merupakan salah satu ciri yang mampu membedakan mereka dari suku bangsa lain yang ada di Indonesia.
Namun, salam paling terkenal adalah “Horas”.Setelah sistem kepercayaan dan salam khas suku Batak, masyarakat suku ini juga memiliki sistem kekerabatan yang khas, yakni hubungan yang dimiliki berdasarkan faktor keturunan dan perkawinan. Pada faktor keturunan, masyarakat Batak akan menggunakan nama dengan marga dari ayah.
Selain itu, marga juga merupakan salah satu ciri suatu kelompok masyarakat sehingga masyarakat yang memiliki marga yang sama cenderung bisa bergotong royong dengan baik. Meskipun dalam suku Batak Toba dikenal istilah Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul yang merupakan imbauan agar senantiasa berhubungan baik dengan para tetangga, namun kelompok satu marga menjadi prioritas utama bagi masyarakat tersebut.
Dalam sistem adat istiadat suku Batak, dikenal istilah Hulahula, Dongan Tubu, dan Boru. Hulahula adalah pihak keluarga dari istri yang harus dihormati oleh semua warga suku Batak, sedangkan Dongan Tobu adalah saudara laki-laki semarga yang juga harus dihormati dan dihargai sebagai bentuk persaudaraan terdekat masyarakat Batak. Sementara itu, Boru adalah pihak keluarga yang berhak memberi izin untuk mempersunting perempuan dari marga lain.
Boru ini menempati posisi paling rendah dalam sistem kekerabatan di suku Batak karena untuk mencapai tingkat keharmonisan keluarga yang lebih tinggi, ada hal-hal yang harus dilakukan agar bisa menarik hati Boru untuk memberikan puteri mereka kepada marga lain yang ingin mempersuntingnya.
Dalam adat istiadat suku Batak, tiap orang wajib mengetahui silsilah keluarga mereka sehingga mereka memahami benar dari mana mereka mendapatkan nama marga mereka.Hal ini dilakukan sebagai bentuk yang jelas untuk mengidentifikasi diri secara moral dan budaya. Oleh karena itu, masyarakat Batak memiliki sistem persaudaraan yang sangat erat jika dibandingkan dengan suku lain yang ada di Indonesia.
SUKU BATAK
Salah satu suku yang ada di negara kepulauan Indonesia adalah suku Batak, yakni suku yang berpopulasi lebih dari enam juta jiwa yang berasal dari daerah Sumatera Utara, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Dengan beberapa jenis suku, maka muncul pula bahasa yang berbeda-beda dari suku tersebut.
Bahasa yang digunakan sebagai ciri khas suku Batak tertentu adalah toba, angkola, karo, simalungun, pakpak, dan mandailing.Begitu juga dengan agama yang dianutnya bermacam-macam, dari mulai Kristen, Islam, Parmalim, sampai pada animisme yang menjadi kepercayaan nenek moyang masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Meskipun agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Batak adalah agama Kristen.
Pada awalnya, suku Batak dianggap sebagai suku yang masyarakatnya merupakan penutur bahasa Austronesia. Itulah sebabnya bahasanya sedikit berbeda dengan bahasa suku lain di Indonesia yang kebanyakan berbasis Melayu.
Sejarah suku Batak sendiri masih menjadi perdebatan para sejarawan karena klasifikasi Batak dianggap sebagai perpecahan yang dilakukan penjajah Belanda pada masa penjajahan sehingga muncullah bermacam-macam kelompok dari suku Batak itu sendiri.
Oleh karena itu, masyarakat Batak tidak menggunakan satu bahasa karena bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok tersebut merupakan bahasa yang diturunkan oleh bangsa lain dari luar daerah Batak, seperti halnya bahasa Tamil yang diturunkan pada bahasa Karo (marga Karo).
Penyebaran Agama dalam Masyarakat Suku BatakHal yang menjadi satu bahasan dalam menyikapi khazanah budaya suku Batak adalah penyebaran agama yang ada di dalam masyarakat suku tersebut.Pada mulanya, masyarakat setempat memegang teguh prinsip kepercayaan Sipelebegu atau Parbegu, yakni Parmalim dan animisme yang diturunkan oleh nenek moyang mereka.
Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh masyarakat luar lewat perdagangan di wilayah ini juga tidak mampu mengubah sistem kepercayaan mereka itu. Namun, semakin lama semakin banyak warga Melayu beragama Islam yang datang dan berdagang di tempat ini, serta mengawini para perempuan suku Batak, maka masuklah agama Islam ke dalam wilayah tersebut.
Wilayah yang banyak didatangi oleh pedagang Minangkabau adalah wilayah Mandailing karena jaraknya yang sangat dekat dengan masyarakat Minang. Oleh karena itu, masyarakat Batak Mandailing kebanyakan memeluk agama Islam sampai sekarang.
Berbeda dengan marga Toba dan Karo yang sangat sulit dimasuki oleh berbagai isme, kedua marga tersebut termasuk marga yang sangat tertutup jika dibandingkan dengan marga yang lain sehingga masih banyak orang yang menganut sistem kepercayaan lama di daerah tersebut.
Sementara itu, masyarakat Batak lain yang tidak emmeluk agama Islam mendapatkan kepercayaan Kristiani dari missionaris Amerika dan Belanda pada masa penjajahan. Pada masa tersebut, para penjajah Belanda membuat buku tata bahasa dan Kamus Batak-Belanda yang membuat masyarakat Batak lebih memahami apa yang dikatakan oleh para penjajah Belanda.
Hal tersebut semata-mata dilakukan oleh Belanda agar masyarakat Batak tidak melakukan pemberontakan terhadap mereka. Namun, karena hal tersebut pulalah masyarakat Batak Toba dan Karo pada akhirnya masuk ke dalam agama Kristen Protestan.
Bahasa yang digunakan sebagai ciri khas suku Batak tertentu adalah toba, angkola, karo, simalungun, pakpak, dan mandailing.Begitu juga dengan agama yang dianutnya bermacam-macam, dari mulai Kristen, Islam, Parmalim, sampai pada animisme yang menjadi kepercayaan nenek moyang masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Meskipun agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Batak adalah agama Kristen.
Pada awalnya, suku Batak dianggap sebagai suku yang masyarakatnya merupakan penutur bahasa Austronesia. Itulah sebabnya bahasanya sedikit berbeda dengan bahasa suku lain di Indonesia yang kebanyakan berbasis Melayu.
Sejarah suku Batak sendiri masih menjadi perdebatan para sejarawan karena klasifikasi Batak dianggap sebagai perpecahan yang dilakukan penjajah Belanda pada masa penjajahan sehingga muncullah bermacam-macam kelompok dari suku Batak itu sendiri.
Oleh karena itu, masyarakat Batak tidak menggunakan satu bahasa karena bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok tersebut merupakan bahasa yang diturunkan oleh bangsa lain dari luar daerah Batak, seperti halnya bahasa Tamil yang diturunkan pada bahasa Karo (marga Karo).
Penyebaran Agama dalam Masyarakat Suku BatakHal yang menjadi satu bahasan dalam menyikapi khazanah budaya suku Batak adalah penyebaran agama yang ada di dalam masyarakat suku tersebut.Pada mulanya, masyarakat setempat memegang teguh prinsip kepercayaan Sipelebegu atau Parbegu, yakni Parmalim dan animisme yang diturunkan oleh nenek moyang mereka.
Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh masyarakat luar lewat perdagangan di wilayah ini juga tidak mampu mengubah sistem kepercayaan mereka itu. Namun, semakin lama semakin banyak warga Melayu beragama Islam yang datang dan berdagang di tempat ini, serta mengawini para perempuan suku Batak, maka masuklah agama Islam ke dalam wilayah tersebut.
Wilayah yang banyak didatangi oleh pedagang Minangkabau adalah wilayah Mandailing karena jaraknya yang sangat dekat dengan masyarakat Minang. Oleh karena itu, masyarakat Batak Mandailing kebanyakan memeluk agama Islam sampai sekarang.
Berbeda dengan marga Toba dan Karo yang sangat sulit dimasuki oleh berbagai isme, kedua marga tersebut termasuk marga yang sangat tertutup jika dibandingkan dengan marga yang lain sehingga masih banyak orang yang menganut sistem kepercayaan lama di daerah tersebut.
Sementara itu, masyarakat Batak lain yang tidak emmeluk agama Islam mendapatkan kepercayaan Kristiani dari missionaris Amerika dan Belanda pada masa penjajahan. Pada masa tersebut, para penjajah Belanda membuat buku tata bahasa dan Kamus Batak-Belanda yang membuat masyarakat Batak lebih memahami apa yang dikatakan oleh para penjajah Belanda.
Hal tersebut semata-mata dilakukan oleh Belanda agar masyarakat Batak tidak melakukan pemberontakan terhadap mereka. Namun, karena hal tersebut pulalah masyarakat Batak Toba dan Karo pada akhirnya masuk ke dalam agama Kristen Protestan.
Tips Berpacaran Yang Baik
Pacaran yang dimaksud disini bukanlah berdua-duan dengan calon pasangan hidup, bermesraan atau bersayang-sayangan dengan seorang yang bukan muhrim kita, bukan melakukan tindakan- tindakan yang melanggar norma atau etika agama, namun yang dimaksud disini adalah penjajakan atau dalam istilah agama Islam taaruf ( perkenalan ) terhadap calon pasangan hidup kita. Dalam syariat atau ajaran Islam disunahkan kita melakukan taaruf selama paling lama tiga bulan, atas dasar pertimbangan hikmah. Jangan taaruf atau pacaran lama- lama, apalagi sampai bertahun- tahun , hal demikian tidak disarankan dalam agama Islam.
Nah , menurut saya ada hal- hal yang perlu kita pelajari dimasa penjajakan itu , inilah Tips dari saya :
1. Bersikaplah Jujur apa adanya, jangan memanipulasi keadaan atau mengada- ada yang tidak ada pada diri anda. Sikap ini baik untuk diri anda sendiri maupun untuk pasangan, karena yang anda butuhkan kedepan adalah anda mampu mengenal pasangan anda dan juga terutama diri sendiri. Ingat bahwa yang anda butuhkan kedepan adalah hubungan yang baik, saling mengenal secara detail antara kedua pasangan.
2. Tunjukkanlah kelemahan- kelemahan anda . Mungkin ini rumus yang tidak lazim atau anda nggap konyol, namun cobalah objektif pada diri sendiri. Tunjukkan apa yang menjadi kelemahan anda. Karena hal ini lebih aman dan sangat diperlukan untuk menjadi antisipasi kedepan, apakah anda dan pasangan anda siap menerima kelemahan masing- masing. Dengan mengetahui kelemahan masing- masing maka kita tak perlu lagi kaget jika kita tahu kelemahan itu. Lagi pula hal itu untuk mengukur kedewasaan dan kesabaran kita untuk menerima kenyataan buruk , dimana hal itu sangat diperlukan dalam hubungan kedepan. Ingat , jika anda bersikap sebaliknya, menunjukkan kebaikan dan kelebihan yang sebenarnya tidak ada pada diri anda , maka hal itu artinya adalah anda berbohong pada diri sendiri dan juga pasangan anda, dan hal itu sangat buruk untuk hubungan anda kedepan. Mungkin pasangan anda akan kagum pada kehebatan dan kelebihan yang anda miliki, namun kedepan yang anda perlukan bukan itu. yang anda perlukan adalah, anda mampu mengenal pasangan anda dengan detail. Ingat , jangan saling menipu, bersikaplah wajar.
3. Sikapilah masalah dengan bertanggung jawab, arahkan hubungan anda secara konstruktif, jauhilah membangun hubungan melalui langkah- langkah irrasional atau emosioanl. Tunjukkan alasan- alasan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai bukti kedewasaan.
4. Bersikaplah sejajar . Hormatilah pasangan anda seperti menghormati diri sendiri. Jangan menganggap ia sebagai orang lain , dan jauhilah sikap mendominasi atau duduk lebih tinggi . Katakan pada pikiran bawah sadar anda, ” Kita sama- sama manusia , sama- sama membutuhkan cinta dan ingin dicintai , tidak ada yang lebih kaya atau hebat dari kita , ” .
Sebenarnya banyak tips yang harus dituliskan , namun tulisan diatas adalah tips- tips dasar . Selamat mencoba dan jangan takut gagal . Semoga anda mampu membangun hubungan yang sehat dan harmonis kedepan.Semoga bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)